Fondasi uang:Cara berpikir yang bikin finansial lebih tertata dan tumbuh
1. Fondasi Finansial & Mindset Uang
Perbaiki dulu “ember bocor”.
Langkah pertama dalam ngatur uang itu simpel: pastikan penghasilan kamu nggak bocor ke hal-hal kecil yang sebenarnya nggak penting. Kebiasaan kecil yang boros itu sering banget bikin uang terasa hilang entah ke mana. Kalau “bocor alus” ini diberesin, baru deh kamu mulai bisa nyisihin uang buat investasi.
Punya tujuan finansial yang jelas.
Inti dari perencanaan keuangan adalah ngerti kalau uang yang kamu hasilkan hari ini itu sebenarnya “titipan” dari diri kamu di masa depan—buat dana darurat, pensiun, sampai hal-hal tak terduga. Jadi tiap rupiah ada fungsinya, bukan cuma lewat aja.
Goal besar: kebebasan waktu.
Tujuan jangka panjangnya? Bisa bebas secara finansial di umur 45–50. Artinya, kamu tetap bisa berkarya, menjalani hidup sesuai mau kamu, tapi tanpa drama takut kehabisan uang atau harus kerja karena terpaksa.
Sisihkan buat bangun jaringan.
Coba sisihkan sekitar 15% dari penghasilan buat “investasi jaringan”—misalnya traktir ngobrol orang-orang yang lebih pintar, lebih berpengalaman, atau lebih sukses. Ini salah satu cara tercepat buat naikin kapasitas diri dan nambah peluang baru. Anggap aja ini upgrade ember penghasilan kamu.
Kumpulin Career Capital dari skill.
Kalau kamu ngerasa mentok sama penghasilan sekarang, fokus aja buat belajar skill baru, bahkan dari bidang berbeda-beda: dari sales, fotografi, sampai product management misalnya. Kumpulan skill ini namanya Career Capital dan jadi modal penting kalau suatu hari mau jadi pengusaha atau mau punya penghasilan lebih tinggi.
2. Bangun Sumber Penghasilan Pasif (Multiple Income Streams)
1) Profit Income
Ini penghasilan dari produk atau jasa yang bisa kamu buat sekali, tapi dijual berkali-kali tanpa nambah jam kerja terus-terusan. Contohnya e-book, kelas digital, atau produk fisik yang gampang di-scale dan repeat order-nya tinggi kayak skincare.
2) Interest Income
Ini penghasilan dari bunga pinjemin uang. Bukan cuma nabung di bank (yang bunganya kecil), tapi juga bisa lewat P2P lending yang return-nya sekitar 10% dan nggak butuh banyak waktu buat ngurus.
3) Dividend Income
Dapat bagian keuntungan dari perusahaan karena kamu punya saham. Mulai dari saham publik yang rajin bagi dividen, sampai investasi di bisnis teman sebagai investor pasif. Kamu nggak kerja di dalamnya, tapi tetap dapat hasilnya.
4) Rental Income
Pendapatan dari nyewain properti—dari ruko, kos-kosan, sampai properti modern yang disewakan lewat Airbnb. Kalau dapet unit dengan harga oke saat pre-release, return tahunan 8–9% itu sangat mungkin.
Ingat: Sweat Income ada batasnya.
Penghasilan dari kerja (tukar waktu dengan uang) itu terbatas jamnya—misalnya cuma 40 jam seminggu. Jadi kenaikan pendapatannya pun ada plafonnya. Karena itu penting banget bangun sumber penghasilan pasif dari sekarang biar kamu bisa “membeli kembali waktu” kamu sendiri.
Dan jangan lupa: punya proteksi.
Asuransi itu penting karena sakit atau kecelakaan bisa bikin penghasilan stop dan aset habis. Tanpa proteksi, kamu bisa balik lagi ke fase harus mikirin uang dari nol.
